Memasuki waktu Magrib, para pelacur dan ratusan doger mulai beraksi. Para kupu-kupu malam bergincu tebal berdiri menggoda di pelataran Stasiun Senen dan rumah liliput.
Tak jarang, kumandang azan dari masjid Planet Senen tidak menyurutkan para pencari kepuasan. Demi berkoin-koin recehan yang memenuhi kutang mereka.
Palacuran yang bertahan hingga belasan tahun itu, biasanya didatangi para tukang bangunan, penjual, tukang becak dan pekerjaan lainnya. Jika ada ketertarikan, tak jarang wanita itu menjadi 'piaraan' sang adam. Menjadikan sang hawa sebagai tanggungannya.
"Dia tak boleh sama lelaki lain, kayak simpenan. Nggak pakai nikah, bahkan gak pakai pacaran lagi saling suka sama suka aja," kata dia.