REPUBLIKA.CO.ID, Wafatnya Rasulullah SAW membuat penduduk Madinah dan kaum Muslimin pada umumnya menuai duka tak terhingga. Isak tangis belum juga berhenti karena ditinggal makhluk mulia itu. Usai jenazah Nabi yang mulia dimakamkan di samping Masjid Nabawi, Abu Bakar Shiddiq, khalifah pertama meminta Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan.
"Azanlah wahai Bilal,"kata Abu Bakar kepada Bilal seperti dikutip Buku 101 Sahabat Nabi yang disusun Hepi Andi Bastoni. Bilal pun menjawab. "Jika anda dulu membebaskan demi kepentinganmu, maka saya akan mengumandangkan azan. Tapi jika demi Allah kau dulu membebaskan saya, maka biarkan saya menentukan pilihanku."
"Hanya demi Allah saya membebaskanmu, Bilal,"kata Abu Bakar. "Maka biarkan saya menentukan pilihanku,"pinta Bilal. Dia pun melanjutkan jawabannya itu. "Sungguh, saya tak ingin azan untuk seorang pun sepeninggal Rasulullah,"lanjut Bilal. "Kalau demikian, terserah maumu,"jawab Abu Bakar. Setelah itu, suara indah Bilal berhenti menghiasi langit-langit Madinah. Menambah duka kaum Muslimin yang sedang bersedih ditinggal Nabi Mulia.
Hingga pada suatu malam, jauh sepeninggal Rasulullah, Bilal yang berasal dari Habasyah (Etopia) itu pun bermimpi indah. Dalam mimpi itu, Bilal bertemu sahabatnya, Muhammad bin Abdullah.