Selasa 08 Mar 2016 18:07 WIB

Boikot Produk Israel Sudah Dimulai Sejak 2005

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Achmad Syalaby
Boikot produk Israel (ilustrasi).
Foto: muslimvillage.com
Boikot produk Israel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan boikot Israel sudah mulai bergulir sejak 2005. Gerakan tersebut dikenal dengan sebutan Boycotts Divestment and Sanction (BDS) atau Boikot Divestasi dan Investasi Israel. 

Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris mengatakan, gerakan ini adalah sebuah kampanye tanpa kekerasan memboikot Israel yang melakukan penindasan kepada bangsa Palestina. Walau sempat dianggap remeh oleh Israel, ternyata gerakan ini cukup memukul perekonomian mereka. 

Tidak hanya produk Israel, banyak negara juga melakukan perlawanan kultural terhadap Israel. Bahkan, Pemerintah Afrika Selatan sampai membuat undang-undang agar semua produk yang berasal dari wilayah pendudukan Israel diberi label supaya warga tidak membelinya.

Selain itu, pada Oktober 2015 lalu, ada 300-an akademisi dari berbagai universitas di Inggris menyatakan memboikot institusi pendidikan asal Israel.

Menurut dia, apa yang dilakukan Israel di Palestina lebih parah dengan apa yang terjadi saat sistem politik apartheid diterapkan di Afrika Selatan.

“Oleh karena itu, salah satu strategi efektif mengakhiri penjajahan Israel adalah melalui perlawanan global di seluruh dunia, sama seperti saat dulu saat dunia meruntuhkan rezim apartheid Afrika Selatan,” ujar senator asal Jakarta ini. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement