REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Ribuan warga Kota Bengkulu memadati kawasan Benteng Marlborough di tepi Pantai Tapak Paderi untuk menyaksikan gerhana matahari total (GMT) yang melintasi daerah itu, Rabu (9/3) pagi. Masyarakat mulai berdatangan ke objek wisata sejarah peninggalan kolonial Inggris itu sejak pukul 05.00 WIB.
Pihak panitia menyediakan dua lokasi terpisah untuk jemaah yang akan mengadakan shalat gerhana.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Rudi Perdana mengatakan kompleks Benteng Marlborough dijadikan pusat pengamatan gerhana matahari di Bengkulu. "Memang kompleks benteng kita jadikan sebagai pusat pengamatan gerhana," katanya.
Salah seorang warga yang menyaksikan gerhana, Jeni Rama mengatakan antusias mengamati GMT karena merupakan momen langka yang sayang bila dilewatkan. "Ini momen langka dan kita belum tentu ketemu beberapa tahin lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Sumatra Barat, Rahmat Triyono mengatakan secara umum GMT di Indonesia akan dimulai pada pukul 06.19 WIB di sebelah Selatan Provinsi Bengkulu. Gerhana matahari yang teramati dari sebagian besar kabupaten di Provinsi Bengkulu adalah gerhana matahari sebagian, namun gerhana matahari total dapat dilihat di Kabupaten Mukomuko pada pukul 06.20 WIB.
Di Provinsi Bengkulu terdapat dua lokasi yang terlewati jalur totalitas gerhana, yaitu Kabupaten Mukomuko, dengan magnitudo gerhana sebesar 1,008 dan Muara Aman di Kabupaten Lebong, dengan magnitudo sebesar 1,006.
Durasi totalitas di masing-masing lokasi tersebut adalah satu menit lebih 43,0 detik dan satu menit lebih 29,9 detik. Magnitudo 1,000 berarti matahari tertutup sempurna oleh bulan sehingga kondisi bumi pada saat itu seperti saat senja.