Senin 14 Mar 2016 06:30 WIB

Otoritas Turki Larang Media Siarkan Gambar Pascaledakan

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nidia Zuraya
Bom mobil di Ankara, Turki
Foto: Reuters
Bom mobil di Ankara, Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pascaledakan bom mobil yang menewaskan setidaknya 34 jiwa, otoritas penyiaran Turki mengeluarkan larangan media menyebarkan informasi dan gambar tentang serangan yang terjadi di jantung ibukota Ankara pada Ahad (13/3).

Dilansir dari The New York Times, pengguna media sosial mengeluh akibat kesulitan mengakses Twitter dan Facebook pascaledakan bom mobil. Bahkan, beberapa telah memblokir gambar dan informasi dari ledakan tersebut.

Foto-foto di area ledakan yang beredar menunjukkan, sejumlah bus dan kendaraan terbakar. Kaca-kaca dari pertokoan yang berlokasi di sekitar tempat kejadian, berserakan di jalanan. "Ini terlihat dan terdengar lebih besar dari serangan bulan lalu," kata salah seorang penduduk Ankara, Mehmet Arabaci.

Ia berujar, masyarakat Ankara selama ini menghindari daerah ramai setelah tiga serangan besar yang terjadi dalam enam bulan belakangan dan menewaskan lebih dari 150 orang. "Kami tidak tahu kapan dan di mana akan ada serangan lain, tapi itu jelas, mereka tidak dapat dicegah, dan semua orang cemas," ujarnya.

Pada Oktober 2015, ibukota juga diguncang oleh serangan teroris mematikan dalam sejarah negara itu. Dua pembom bunuh diri diyakini berafiliasi dengan Negara Islam beraksi dan menewaskan lebih dari 100 orang, sebagian besar yakni orang Kurdi.

Sementara pemboman yang terjadi pada bulan lalu, menargetkan militer Turki dalam menanggapi operasi keamanan kontra di Tenggara didominasi Kurdi. Serangan pada Ahad ini, sepertinya menargetkan warga biasa, sehingga memicu kekhawatiran dari kekerasan di daerah metropolitan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement