Senin 14 Mar 2016 12:22 WIB

Pengamat: Pengusaha Harus Siap Hadapi Kemajuan Teknologi

Rep: Dyah ratna meta novia/ Red: Winda Destiana Putri
GrabTaxi
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
GrabTaxi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan sopir taksi dari berbagai perusahaan melakukan aksi demo di depan Balai Kota DKI Jakarta,  Senin (14/3).

Para sopir taksi berdemo atas keberadaan taxi berbasis online seperti Uber Taxi dan Grab Car. Mereka mendesak pemerintah untuk mengeluarkan Perpres atau Inpres yang mengatur persoalan transportasi yang sebelumnya diatur oleh UU No. 2 Tahun 2009 tentang lalu lintas.

Pengamat Masalah Sosial Ekonomi dari The American University Asianto Sinambela mengatakan, seharusnya masalah tersebut tak perlu disikapi dengan berdemo. Pengusaha harus siap menghadapi kemajuan teknologi.

"Taxi Uber memakai aplikasi teknologi online. Hal itu sudah menjadi tren bisnis abad 21 dan tak bisa dibendung, sebagai konsumen pasti selalu mencari transportasi yang terjangkau, nyaman, dan kualitasnya bagus," katanya, Senin, (14/3).

Contohnya Gojek, terang Asianto, merupakan alat transportasi yang sangat diminati konsumen. Lebih nyaman, cepat, terpercaya, dan harganya terjangkau dibanding ojek biasa.

 

Selama ini, ujar dia, saat harga bensin  naik taksi-taksi argonya juga naik. Namun saat harga bensin turun rupanya argo taksi tidak turun.

"Dari segi pelayanan ini memang persaingan model baru yang harus diantisipasi. Taksi-taksi yang sedang berdemo saat ini seharusnya perusahaannya ikut memanfaatkan aplikasi teknologi online, harganya dibuat lebih terjangkau, servisnya diperbaiki agar mampu bersaing dengan taksi lain seperti Uber," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement