Senin 14 Mar 2016 13:02 WIB

Ditangkap BNN, Bupati Ogan Ilir Dibawa ke Jakarta

Rep: Maspril Aries/ Red: Bayu Hermawan
Bupati Ogan Ilir (OI) Ahmad Wazir Nofiandi saat tiba di BNN, Jakarta, Senin (14/3).    (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Bupati Ogan Ilir (OI) Ahmad Wazir Nofiandi saat tiba di BNN, Jakarta, Senin (14/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Selatan (BNN Sumsel) membawa Bupati Ogan Ilir (OI) Ahmad Wazir Noviadi (26) ke Jakarta, Senin (14/3). Sebelumnya Noviandi ditangkap dan diketahui positif menggunakan Narkoba.

Kepala BNN Sumsel, Brigjen Iswandi mengatakan dari hasil penangkapan di rumah Noviandi di Jalan Musyawarah III, Kecamatan Gandus, Palembang, pada Ahad (13/3) malam lalu, ada lima orang tersangka positif menggunakan Narkoba. 

Lima tersangka tersebut adalah Ahmad Wazir Noviandi, FR (pegawai negeri sipil di RS Ernaldi Bahar), DA (pegawai negeri sipil di OKU Timur). Murd dan Jun (keduanya karyawan swasta di PT Limbersa).

Setelah menjalani pemeriksaan, lima orang tersebut keluar dari gedung BNN Sumsel langsung dimasukan ke dalam dua kendaraan yang sudah disiapkan. Bupati AW Noviadi bersama empat tersangka lainnya dimasukan ke dalam mobil mini bus nomor polisi BG 1574 RQ dan BG 1157 AP.

BNN akan membawa para tersangka ke kantor pusat BNN di Jakarta melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. Para tersangka keluar dari gedung BNN ke mobil dengan beriringan dengan wajah berusaha untuk ditutupi dari sorotan kamera wartawan. Bupati Noviadi keluar dengan wajah ditutup handuk. Tidak satu komentar pun keluar dari para tersangka.

Selain lima orang tersangka tersebut, anggota BNN saat ini masih memeriksa 13 orang lainnya yang pada Ahad malam dibawa dari rumah Ahmad Wazir Noviadi yang rumahnya terletak dalam satu komplek dengan rumah orang tuanya Mawardi Yahya yang sebelumnya adalah Bupati Ogan Ilir.

Ahmad Wazir Noviadi bersama pasangannya Ilyas Panji Alam terpilih sebagai bupati dan wakil bupati pada Pilkada serentak 9 Desember 2015. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement