Rabu 16 Mar 2016 11:10 WIB

Dua Teroris Tertembak di Palu adalah Warga Cina

Personel Brimob berpatroli memburu teroris di Desa Tangkura, Poso Selatan, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/3).
Foto: Antara
Personel Brimob berpatroli memburu teroris di Desa Tangkura, Poso Selatan, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengemukakan dua pelaku teror anggota kelompok Mujahiddin Indonesia Timur pimpinan Santoso yang tewas tertembak di dataran Napu, Kabupaten Poso, Selasa (15/3), adalah warga negara asing. Rudi mengatakan kedua teroris itu bernama Nuretin alias Abdul dan Magalasi Bahtusan alias Farok. Keduanya berasal dari suku Uighur, Provinsi Xinjiang, Cina yang berbatasan dengan Turki.

Kedua jenazah korban, saat ini masih disimpan di RSU Bhayangkara Palu untuk kepentingan identifikasi.

Dalam upaya identifikasi itu, polisi melibatkan Zaelani, seorang pelaku teror anggota kelompok Santoso lainnya yang tertangkap hidup dalam operasi beberapa waktu lalu.

Menurut Kapolda, dengan tertembaknya Farok dan Nuretin, diperkirakan masih ada empat orang lagi warga asing anggota kelompok Santoso yang masih ada di hutan. Mereka semuanya berasal dari Uighur, Cina. 

Ketika ditanya kapan orang-orang asing itu bergabung dengan Santoso, Rudy mengemukakan, sesuai informasi dari Zaelani, orang-orang asing dari Cina itu bergabung pada 2015. Soal apa peran mereka dalam kelompok pelaku teror tersebut, Kapolda mengaku belum ada informasi yang rinci.

"Kalau Santoso sudah tertangkap, nanti baru kita dapat informasi. Apa peran orang-orang asing tersebut," ujar mantan pejabat teras Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut.

Rudy yang pernah menjabat Kapolres Poso 2005-2007 itu menjelaskan orang-orang asing itu bisa masuk bergabung dengan Santoso di hutan-hutan di Kabupaten Poso, kemungkinan dampak dari seruan Santoso di media sosial beberapa waktu lalu. Seruan Santoso meminta semua orang Indonesia yang akan bergabung dengan ISIS, datang bergabung dan berlatih dulu dengan dirinya di Poso.

Rudy yang baru tiga hari menjabat Kapolda Sulteng itu menjelaskan bahwa pada Selasa (15/3) sekitar pukul 07.00 WITA, terjadi kontak senjata antara anggota Polri dan TNI yang tergabung dalam Operasi Tinombala dengan kelompok sipil bersenjata di pegunungan Desa Talabosa, Kecamatan Lore Peore, Kabupaten Poso.

Dalam kontak senjata itu, dua orang pelaku teror tewas di lokasi kejadian. Sedangkan barang bukti yang ditemukan adalah 10 buah bom lontong, tiga buah ransel, lima karung logistik, tujuh buah peta dan sebuah buku catatan pengaturan tugas anggota.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement