REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pelaksana Tour de Java, Didik Mukrianto membantah kabar yang menyebut kegiatan yang dilakukan Partai Demokrat saat ini, merupakan upaya sosialisasi kandidat calon presiden yang akan diusung partai berlambang mercy itu.
"Perjalanan ini tidak pada tujuan untuk mencari sosok presiden atau melakukan sosialisasi presiden," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (16/3).
Sebab, ia beralasan, Partai Demokrat menyadari proses Pilpres masih cukup lama. Apalagi, ia melanjutkan, jika Tour de Java diterjemahkan untuk sosialisasi Ani Yudhoyono.
"Itu persepsi yang tidak tepat," ujarnya.
Untuk penentuan keputusan Pilpres, Didik menjelaskan, sangat bergantung kepada proses politik dan peta politik yang sangat dinamis. Sehingga, tidak mungkin Partai Demokrat tergesa-gesa mengambil keputusan.
Ia mengklaim, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ani Yudhoyono melakukan kunjungan Tour de Java hanya untuk memastikan mesin partai bekerja secara maksimal. "Dan juga ingin berdialog dengan masyarakat secara langsung dengan harapan agar Partai Demokrat tepat dalam mengambil sikap, kebijakan dan keputusan sesuai harapan rakyat," tuturnya.
Saat ini, kata dia, Demokorat masih berupaya untuk memaksimalkan mesin partai dalam menghadapi Pilkada 2017, Pilkada 2018 dan Pemilu DPR serta Presiden 2019. Sementara untuk Pilkada 2017, Partai Demokrat sedang berusaha mendengar rakyat, menyerap aspirasinya, melakukan penjajakan peta politik di daerah-daerah.
Harapannya semakin banyak masukan yang didapat akan menjadi bagian penting dalam mengambil keputusan. "Sebagai partai penyeimbang, Demokrat ingin mendengar dan berdialog langsung dengan masyarakat tentang apa yang mereka rasakan dan alami saat ini. Kita ingin memastikan kebijakan pemerintah sejalan dengan aspirasi dan harapan rakyat," kata dia menjelaskan.