REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Aktivis Muslim Swedia, Salahuddin Barakat, "mengimunisasi" anak-anak muda Muslim di Rosengard, Swedia, dari pengaruh radikalisme. Dilansir dari Los Angeles Times, Sabtu (12/3), melalui Akademi Islam, lembaga pendidikan agama yang didirikannya, Barakat membekali muda-mudi Muslim dengan berbagai macam ilmu keagamaan.
Namun, Barakat tidak hanya mendidik anak-anak itu dengan ajaran Islam, dia menciptakan program agar mereka kebal dari provokasi ekstremis. Akademi Islam didirikan Barakat pada 2013 di tepi Kota Rosengard yang didominasi oleh Muslim.
Sekolah tersebut mengajarkan ilmu Alquran, fikih, hukum syariah, serta bahasa Arab. Namun, tidak seperti sekolah agama pada umumnya, siswa-siswa di sana mendapatkan pengajaran mengenai bahasa Swedia, kegiatan alam dan olahraga, serta tanggung jawab sosial. Barakat juga mengajarkan mereka untuk memahami cara berdialog antaragama, terutama dengan komunitas Yahudi.
"Mereka tidak akan pernah bisa merekrut siapa pun dari kelompok kami," ujar Barakat yakin anak-anak didiknya kebal dari rekrutmen kelompok radikal.
"Kami membekali mereka dengan pengetahuan dan metodologi untuk melawan argumen apa pun dari kelompok-kelompok seperti ISIS. Lebih dari itu, para pemuda memberikan efek positif dengan mencegah anak-anak muda lainnya bergabung dengan kelompok ekstremis," katanya menambahkan.
Apa yang membuat anak-anak muda bergabung dengan kelompok ekstremis, Barakat menjelaskan, ialah munculnya rasa frustrasi dari diskriminasi yang diterima. Warga asli Swedia, mayoritas masih menjaga jarak dengan Muslim, termasuk kota mayoritas Muslim, seperti Rosengard. Hal tersebut menimbulkan dinding yang membatasi masyarakat Rosengard, mengisolasi mereka dalam aspek ekonomi, keagamaan, dan politik.
"Kita harus menemukan alasan-alasan sosial penyebab radikalisasi jika kita ingin berada dalam komunitas yang ideal bagi kita," ujarnya.