Ahad 20 Mar 2016 18:34 WIB

Warga Cilandak Barat Masih Was-Was Flu Burung

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ani Nursalikah
Seorang warga Sunter memakai masker setelah seorang pemuda berinisial PDY meninggal dunia akibat terjangkit flu burung di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (9/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Seorang warga Sunter memakai masker setelah seorang pemuda berinisial PDY meninggal dunia akibat terjangkit flu burung di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan unggas yang terjangkit flu burung (virus H5N1) di RT 14 RW 04 Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan, telah dimusnahkan. Kendati demikian, warga masih merasa was-was dengan kemungkinan menyebarnya wabah tersebut di kawasan itu.

"Saya sudah bilang ke masyarakat di sini agar tetap waspada," ujar Ketua RT 14/04 Cilandak Barat,  Asmadi (46 tahun), kepada Republika.co.id, Ahad (20/3).

Ia menuturkan, temuan kasus flu burung di wilayah tempat tinggalnya berawal pada Selasa (15/3) lalu. Ketika itu, seorang warga setempat, Hj Opsah (65) melaporkan ada satu itiknya yang mati secara tiba-tiba. Tak lama berselang, warga lainnya bernama Wagiman (50), juga mengabarkan 11 ekor ayamnya mati mendadak.

Selanjutnya, ia kemudian mendapat laporan lagi adanya unggas yang mati, sehingga jumlah itik dan ayam yang mati mendadak di RT 14/04 Cilandak Barat totalnya menjadi 29 ekor. Keesokan harinya, Rabu (16/3), petugas dari Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (Sudin KPKP) Jakarta Selatan langsung datang ke lokasi untuk mengambil sampel dari unggas.

Pada Kamis (17/3, hasil uji laboratorium menyatakan hewan-hewan yang mati tersebut positif terjangkit flu burung. "Hari Jumat (18/3, barulah petugas dari pemda (Sudin KPKP) datang untuk memusnahkan unggas yang diduga sudah terkontaminasi oleh virus serupa.

Asmadi menuturkan, ada 157 kepala keluarga (KK) yang mendiami RT 14/04 Cilandak Barat. Dari jumlah tersebut, keluarga yang diketahui memiliki unggas di rumahnya hanya 2-3 persen. Oleh pemiliknya, unggas-unggas peliharaan itu ada yang dikandangkan dan ada juga yang dilepas begitu saja di sekitar rumah.

"Yang namanya masyarakat perkampungan, hewan-hewan piaraan kadang dilepas untuk cari makan sendiri," kata Asmadi.

Ia menambahkan, pada Ahad ini petugas dari Sudin dan Kementerian Pertanian kembali mendatangi lokasi permukiman warga untuk memusnahkan kandang-kandang unggas yang diketahui sudah terkontaminasi oleh virus flu burung. "Sementara, ayam atau itik yang masih sehat oleh sebagian warga ada yang dipotong untuk dikonsumsi, ada juga yang dijual ke daerah lain," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement