REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Peternakan Sumatra Barat (Sumbar) mencatat, terdapat satu unggas mati akibat positif flu burung atau virus H5N1. "Kita di Sumbar baru ada satu kasus positif flu burung di Kabupaten Sijunjung, awal Maret lalu," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan dan Kesmavet) Dinas Peternakan Sumbar, M Kamil saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (29/3).
Unggas tersebut, ia menjelaskan, merupakan jenis ayam kampung peliharaan masyarakat. Ia meyakini, perubahan cuaca juga memengaruhi sebaran virus H5N1. Sehingga, Kamil mengatakan, petugas telah menyebarkan disinfektan ke seluruh kabupaten/kota.
Kemudian, untuk antisipasi, petugas yang menerima laporan kematian unggas langsung menguji cepat positif flu burung atau rapitest dan melakukan penyemprotan di sekitar lokasi. "Kita itu yang untuk tindakan lokal di sekitar kejadian," ujarnya.
Dinas Peternakan, ia melanjutkan, juga mensosialisasikan kepada masyarakat sejumlah langkah dan tindakan ihwal penanganan kasus flu burung. Kamil mengatakan, langkah itu meneruskan surat edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian ihwal kewaspadaan flu burung. "Alhamdulillah bulan Maret itu masih cuma satu," kata dia.
Kamil berujar, pada 2015, hanya terdapat satu kasus yang terjad di Sumbar. Sehingga, ia optimistis, flu burung tidak akan merebak di Sumbar.
"Kita mengingatkan petugas, pengawasan lalin pewaspadaan flu burung di kabupaten/kota, mengingatkan petugas untuk waspada. Kita tak boleh mengabaikan begitu ada laporan unggas mati walaupun satu ekor kita lakukan rapitest," tuturnya menjelaskan.