Rabu 30 Mar 2016 11:53 WIB

Kementan Minta Bulog Serap Jagung Petani Rp 3.150 per Kilogram

Red: Taufik Rachman
jagung
jagung

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Nandang Sunandar mengatakan pemerintah telah meminta Bulog untuk menyerap jagung kering pipil petani dengan harga minimal Rp3.150 per kilogram.

"Kementerian Pertanian sudah melaksanakan rapat koordinasi terbatas, dan memerintahkan agar Bulog melakukan penyerapan jagung petani dengan harga minimal Rp3.150 per kilogram," kata Sunandar di Pelaihari, Rabu.

Menurut dia, penetapan harga tersebut, merupakan salah satu bukti nyata dukungan Kementerian Pertanian untuk mendorong peteni, mengembangkan tanaman jagung, untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional.

"Dengan keputusan harga terendah jagung tersebut, kita ingin membuat pertanian jagung ini menarik untuk dikembangkan," katanya.

Nandang mengungkapkan, kunci keberhasilan dari pertanian jagung, adalah pengembangan luas lahan jagung, sehingga kepastian harga, menjadi sangat penting untuk menjamin petani tidak merugi.

Kabupaten Tanah Laut, kata dia, merupakan salah satu kabupaten yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian jagung.

Selain lahan yang masih cukup luas, juga produksi jagung per hektar di daerah ini, telah berada di atas rata-rata nasional yang hanya 5,2 ton per hektare, sedangkan di Tanah Laut telah mencapai 5,8 ton per hektare.

"Apalagi dibantu TNI-AD, target perluasan lahan yang seharusnya selesai untuk satu tahun, bisa diselesaikan hanya dalam waktu enam bulan. Berarti kita masih bisa menambah target," katanya.

Sebelumnya, kedatangan Nandang ke Tanah Laut untuk melakukan panen raya jagung bersama Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, Pangdam IV/Mulawarman, Bupati Tanah Laut, dan beberapa pihak terkait lainnya.

Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Selatan, Fathurrahman mengatakan, potensi yang bisa dikembangkan untuk tanaman jagung di Kalimantan Selatan, khusus di Tanah Laut masih sangat besar, antara lain, lahan kosong yang dibiarkan usai panen padi.

"Selama ini, petani membiarkan lahannya kosong setelah panen padi, padahal lahan tersebut bisa ditanami jagung," katanya.

Luas tanaman jagung saat ini, tambah dia, telah mencapai 23.800 hektare selama enam bulan, jauh meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 20 ribu hektare per tahun.

Peningkatan luas tanam jagung tersebut, selain karena dukungan program pemerintah pusat, juga campur tangan TNI-AD yang membantu petani secara langsung dalam pengembangan sektor tanaman pangan di Kalsel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement