REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium IPW, Neta S Pane tetap menilai kematian terduga teroris Siyono sebagai sesuatu yang janggal. Ia mempertanyakan mengapa saat Siyono dibawa oleh Densus 88 dalam keadaan sehat kemudian pihak kepolisian tiba-tiba keluarga menerima kabar bahwa Siyono meninggal.
"Apapun alasannya tetap janggal," kata Neta di Kompolnas, Rabu (30/3).
Neta mendesak agar pemerintah membentuk tim independen mengusut kasus tersebut. Jangan hanya tim investigasi terdiri dari beberapa pihak saja. Menurutnya, jika nantinya memang terjadi kesalahan prosedur dilakukan anggota Densus 88 maka, polri harus memberikan sanksi.
Kematian Siyono hingga kini masih kontroversi. Diduga terjadi pelanggaran HAM dalan kematian Siyono. Komnas HAM dan KontraS melakukan investigasi atas kematian Siyono. Hasilnya, ditemukan indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan densus 88 terhadap Siyono.