REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Tengah bertekad mengikuti Muktamar VIII dengan semangat islah. Artinya, PPP Jateng sudah menghilangkan adanya kubu Surabaya dan Jakarta.
"Yang ada sekarang kubu Bandung yang disahkan pemerintah," ujar Wakil Ketua DPW PPP Jateng Abdul Syukur dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, semalam. Peserta dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di Jateng yang semua pro kubu Surabaya atau Jakarta akan berangkat ke Muktamar pada 8 April di bawah komando DPW dengan ketua Masruhan Samsurie dan sekretaris Suryanto.
DPW Jateng menjaring figur-fugur yang pantas diadu untuk merebut kursi ketua umum diantaranya Romahurmuziy, Muqowam dan Arwani. "Alasannya ketiganya secara aturan memenuhi persyaratan untuk posisi ketum di samping kapabilitasnya teruji," kata Syukur.
Sikap ini mencerminkan kedewasaan DPW Jateng dalam berpolitik karena mengakomodasi kelompok yang ada, di mana Romi dikenal pionir kubu Surabaya, Arwani kubu Jakarta dan dikenal dekat dengan KH Maemun dan Muqowam sejauh ini netral dalam pergumulan internal PPP.
Peserta dari DPW Jateng sesuai aturan ada empat yang sudah diputuskan, yakni Ketua Masruhan Samsurie, Sekretaris Suryanto dan dua tambahan adalah ketua Fraksi PPP Abdul Azis dan Moh Endro Suyitno. Peserta dari DPC terdiri dari ketua dan seketaris dan tambahan dari prosentase kursi di DPRD-nya di mana tiga kursi tambah satu peserta dan kelipatannya.
Sehingga baik perutusan dari DPW maupun DPC se-Jateng ada 121 peserta yang mempunyai hak suara. Ini merupakan jumlah terbesar di Muktamar yang akan dihadiri Presiden nanti. Sebelum Muktamar, DPW Jateng akan menyelenggarakan rapat pimpinan wilayah yang akan diikuti fungsionaris DPW termasuk pimpinan majelis serta ketua DPC pada 6 April mendatang.