REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keragaman suku, budaya, dan agama yang dimiliki bangsa Indonesia perlu dipandang sebagai sebuah kekuatan. Keragaman yang direkatkan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika perlu terus dikelola dan ditumbuhkan, salah satunya melalui kegitan belajar.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta memprakarsai dan meluncurkan sekolah kerukunan yang diberi nama Sekolah Agama-agama Bina Damai (SABDA). Sekolah kerukunan itu diluncurkan secara resmi oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta, Rabu (6/4).
“Sekolah Agama-agama Bina Damai (SABDA) yang diprakarsai oleh FKUB DKI Jakarta merupakan tempat pendidikan bagi kader-kader kerukunan yang diharapkan dapat menyebarkan syiar kedamaian kepada khalayak luas,” ujar Djarot. Wagub berharap kegiatan semacam ini terus ditingkatkan di kemudian hari.
Menurut dia, kegiatan tersebut menjadi jawaban terhadap berbagai persoalan kerukunan yang selama ini terjadi. Selain itu, kata Djarot, bisa menumbuhkan kesadaran generasi muda bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, penuh cinta kasih, gotong royong dan menghargai perbedaan satu sama lain.
SABDA III merupakan kegiatan yang dipelopori tokoh-tokoh agama penggiat kerukunan. Kegiatan kali ini mendapat dukungan dari Ponpes Minhaajurrosyidiin dan DPW LDII DKI Jakarta. Sebelumnya, SABDA difasilitasi oleh Persekutuan Gereja-Gereja Wilayah DKI dan Keuskupan Agung Jakarta.
Menurut Wagub, SABDA dapat memberikan inspirasi kepada daerah-daerah lain agar ikut menyelenggarakan acara serupa. Penyadaran pentingnya ber-Bhineka Tunggal Ika harus ditanamkan kepada generasi penerus sejak masih dini.
“Saya atas nama warga negara Indonesia dan Warga Jakarta berterima kasih dan mengapresiasi kegiatan ini. Kita ingin SABDA ini dijadikan sebagai proyek percontohan kaum umat beragama untuk berdialog dan mengenal kepercayaan masing-masing,” ungkap Djarot.
Ketua FKUB DKI Jakarta KH Syafi’i Mufid mengapresiasi Ponpes Minhaajurrosyidiin dan DPW LDII DKI Jakarta yang telah menjadi tuan rumah penyelenggara kegiatan SABDA tahun ini. Apalagi segala akomodasi peserta selama pelatihan tidak dipungut biaya sama sekali.
“Keragaman di bumi pertiwi ini adalah suatu keniscayaan, tidak mungkin dihilangkan. Ini adalah ciri khas bangsa kita," tutur Kiai Syafi'i. SABDA III berlangsung selama dua hari dan diikuti 38 peserta yang terdiri dari perwakilan agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, erta aliran kepercayaan.