REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua bungkus "uang damai" yang diberikan petugas kepolisian kepada istri almarhum Siyono, Suratmi, akhirnya dibuka ke hadapan publik. Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengatakan, kedua bungkusan tersebut belum pernah dibuka sebelumnya.
"Kedua bungkusan ini belum pernah dibuka sebelumnya. Ternyata ini isinya uang senilai Rp 100 juta," kata Busyro saat konferensi pers, di Jakarta, Senin (11/4).
Dia menjelaskan, uang ini akan digunakan untuk mengungkap sisi-sisi yang lebih terang tentang proses kematian Siyono yang tak wajar. Istri Siyono memilih menyerahkan uang ini kepada Muhammadiyah karena bagi keluarga Siyono mengungkap kebenaran jauh lebih berharga daripada uang.
Lebih lanjut Busyro mengungkap, Muhammadiyah bersama Komnas HAM melakukan autopsi dengan bantuan sembilan dokter profesional karena meninggalnya Siyono yang tak wajar. Memang, berdasarkan autopsi forensik, terdapat luka yang membuatnya meninggal.
"Kami melakukan autopsi untuk memberikan informasi agar masyarakat terdidik dan dididik dengan benar dan jernih. Tidak direkayasa, diberi opini sesat dan menyesatkan," katanya.
Busyro pun menjelaskan, misi Muhammadiyah adalah penegakan hukum dalam rangka memberantas terorisme dengan jujur dan akuntabel. "Mengapa Siyono harus mati? Mengapa tak dilumpuhkan kakinya saja sehingga dia masih hidup dan bisa diadili?"