Rabu 20 Apr 2016 16:42 WIB

70 Persen Danau Limboto Tertutup Eceng Gondok

Seekor burung pelikan mencari makan diantara eceng gondok dan sampah. (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seekor burung pelikan mencari makan diantara eceng gondok dan sampah. (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Kepala Bidang Pengkajian dan Penataan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah (BLHRD) Provinsi Gorontalo, Nasruddin mengatakan saat ini tutupan eceng gondok di Danau Limboto mencapai 70 persen dari luas danau.

Persebaran tanaman gulma air tersebut terdapat di bagian barat, tengah, tenggara dan utara danau yang sedang kritis itu.

"Konsentrasi terbesar ada di bagian tengah danau dan bergerak sesuai musim. Tanaman ini bergerak dari arah Barat dan Utara ke bagian Timur dan Selatan," ujarnya.

Keberadaan eceng gondok menjadi satu dari sekian masalah penyebab pendangkalan dan penyusutan luas danau tersebut, karena percepatan evaporasi (penguapan) yang terjadi. Eceng gondok yang telah mengering atau mati juga mempercepat pendangkalan, karena sisa tumbuhan itu akan turun dan mengendap di dasar danau.

Keberadaan gulma itu juga bisa menghalangi cahaya ke dalam air danau sehingga terjadi penurunan kadar oksigen terlarut dalam air. "Dari data kami kadar oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) di Danau Limboto rendah," imbuhnya.

Danau Limboto merupakan satu dari 15 danau kritis di Indonesia karena mengalami pendangkalan akibat sedimentasi dan penyusutan luas. Berdasarkan data LIPI, luas Danau Limboto sampai 2007 sebesar 2.537,152 hektare, dengan kedalaman sekitar 2,5 m sedangkan luas daerah tangkapan air sekitar 900 km persegi.

Pada 1932 rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas 7.000 hektare, dan pada 1961 rata-rata kedalaman Danau berkurang menjadi 10 meter dan luas menjadi 4.250 hektare. Di danau ini hidup sedikitnya sembilan jenis tumbuhan air, serta 12 jenis ikan yang empat spesies di antaranya adalah endemik.

 

Baca: 330 Juta Warga India Terdampak Kekeringan

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement