REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam kesepakatan Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP) mendukung moratorium sawit yang direncanakan pemerintah.
Hal tersebut disampaikan CEO Cargill Tropical Palm, perwakilan IPOP, John Hartmann dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (26/4). John menyebut moratorium adalah kesempatan untuk memperbaiki tata kelola industri sawit nasional.
"Pemerintah dapat menindaklanjuti beberapa permasalahan seperti terkait restorasi lahan gambut dan permasalahan-permasalahan hukum yang berkenaan dengan masalah sawit," ujar John.
Dia melanjutkan, tujuan akhirnya, moratorium diharapkan dapat menciptakan industri sawit yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Jika Indonesia memiliki produk-produk sawit yang berkualitas dan memenuhi aspek kesehatan lingkungan, tentu produk-produk nasional bisa bersaing dengan negara-negara lain di dunia internasional.
"Mari jadikan keberlanjutan (sustainability) sebagai citra sawit Indonesia di dunia luar," kata John.
Perusahaan-perusahaan yang berikrar dalam IPOP adalah Asian Agri, GAR, Wilmar, Cargill, Musim Mas dan Astra Agro Lestari.