REPUBLIKA.CO.ID, NAURU -- Hodan Yasin, seorang pencari suaka yang berada di detensi imigrasi Nauru melakukan aksi membakar diri, Senin (2/5). Ia diterbangkan ke Brisbane untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Sebelumnya, aksi membakar diri juga dilakukan Omid Masoumali (23 tahun), pencari suaka lainnya di detensi imigrasi yang dibiayai Pemerintah Australia tersebut.
Omid pekan lalu melakukan aksinya itu saat kedatangan utusan PBB ke detensi imigrasi Nauru. Ia diterbangkan ke Brisbane namun nyawanya tidak tertolong lagi.
Kini, pencari suaka kedua yang melakukan aksi serupa Hodan Yasin (21) dikabarkan mengalami luka bakar serius. Dia sempat mendapat perawatan dari para dokter Australia di RS Nauru.
Informasi yang diperoleh ABC menyebutkan Hodan sudah tiga tahun berada di Nauru. Menurut Ian Rintoul dari LSM Refugee Action Coalition, pihaknya kini khawatir akan ada lagi pencari suaka yang melakukan aksi serupa.
"Sangat jelas seluruh penghuni detensi di Nauru mengalami kondisi kehidupan yang sama buruknya, Kecuali kondisi ini diubah, kami khawatir akan ada lagi aksi serupa," jelasnya.
Hodan Yasin merupakan satu dari tiga pencari suaka yang dipulangkan ke Nauru pekan lalu setelah sebelumnya diterbangkan ke Australia untuk pengobatan.
Baca: Peta Langka Asia Berusia 400 Tahun Direhabilitasi di Universitas Melbourne