Sabtu 07 May 2016 11:45 WIB

Puisi Menteri Agama untuk Yuyun

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Tagar #NyalaUntukYuyun yang sempat meramaikan Twitter terkait dengan seorang siswi SMP, Yuyun yang tewas karena diperkosa
Foto: Twitter
Tagar #NyalaUntukYuyun yang sempat meramaikan Twitter terkait dengan seorang siswi SMP, Yuyun yang tewas karena diperkosa

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap siswi SMP di Bengkulu, Yuyun (14), membawa duka mendalam di hati masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, gadis belia itu diperlakukan tidak manusiawi oleh 14 pemuda hingga ajal menjemputnya.

Kesedihan tersebut tak luput dirasakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (2/4) lalu itu memantik Lukman membuat puisi untuk Yuyun. Berikut isi puisi tersebut:

-Nyala untuk Yuyun-

 

Tragedi Yuyun adalah puncak gunung es kasus perkosaan

Anak itu jadi korban kekerasan seksual yang mengenaskan

Banyak kasus serupa yang tak terlaporkan luput dari amatan

Yuyun juga bukan satu-satunya pihak korban

 

Tanpa mengecilkan kebejatan dan kebiadaban

Para pelaku pun sesungguhnya juga korban

Mereka korban lingkaran setan 

Terjerat kriminalitas terbelenggu rantai kemiskinan

 

Pada kasus di Bengkulu yang begitu menghentak

Semua pelaku adalah remaja yang habiskan waktu dengan arak

Anak-anak putus sekolah yang kehilangan akal sehat

Melampiaskan energinya dengan berbuat jahat

 

Kondisi orang tua dan lingkungan setempat tak kalah kusut

Terhimpit beban hidup yang silang sengkarut

Ditambah pengabaian dan pembiaran elit

Kompleksitas persoalan menjadi begitu komplit

 

Kasus Yuyun makin nyalakan sinyal bahaya yang bikin miris

Remaja putri dibayangi kekerasan seksual teramat sadis

Trauma seumur hidup atau berujung kematian tragis

 

Remaja putra diintai bahaya pornografi dan miras sarat mudarat

Membuat mereka mati nalar jadi nekat berbuat jahat dan bejat

Sinyal bahaya itu harus kita seriusi dengan segala perhatian

Hukum pelaku dengan sanksi berat yang cerminkan keadilan

 

Perkuat ketahanan keluarga sebagai penjaga kebaikan

Perbanyak aktivitas pendidikan keremajaan

Hindari cara pandang misoginis yang puritan

Tingkatkan kepekaan atas potensi kekerasan anak dan perempuan

 

Selama ini kaum perempuan diposisikan sebagai biang masalah

Perempuan korban kekerasan seksual justru dituding salah

Upaya pencegahan hanya fokus pada satu sisi berat sebelah

Berkutat pada perempuan dilarang mengundang nafsu pria

Ini seperti penggembala yang diminta

Agar dombanya jangan menggoda serigala

 

Padahal dalam kasus Yuyun yang begitu pilu

Korban sama sekali tak hendak mengundang nafsu

Mempersoalkan baju yang ia pakai sungguh amat keliru

Ia dalam perjalanan pulang dari kegiatan mulia mencari ilmu

Rute yang ditempuh pun sudah biasa dia tahu

Ia bukan penyebab tragedi seperti yang dituduhkan itu

 

Maka belajar dari kasus ini

Ada cara lebih adil untuk menekan risiko terjadi

Yaitu dengan massif menanamkan kesadaran diri

Bahwa kapan dan dimana pun anak dan perempuan wajib dilindungi

Juga perlu dicari apa penyebab nafsu syahwat tak terkendali

Hingga hilang kewarasan berbuat keji tak manusiawi

 

Bila ternyata pemicunya adalah miras dan pornografi

Penyalahgunaan dua hal itu harus pula dibasmi

Kasus ini sungguh menampar kita semua

Menyadarkan betapa tugas memanusiakan manusia

Menjadi semakin tak sederhana

 

Yuyun sayang

Kamu telah berpulang

Kembali kepadaNya dalam dekapan kasih sayang

Kematianmu tak boleh sia-sia

Kita di sini akan terus berjaga

Lentera perlindungan anak dan perempuan harus terus menyala

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement