REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juara Divisi Utama Liga Indonesia 2014, Pusamania Borneo FC (PBFC) merasa ada yang tak beres dalam penyelenggaraan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Pengurus tim berjuluk Pesut Etam ini menilai ada kejanggalan terhadap keputusan yang dikeluarkan pihak operator terhadap mereka hingga pekan kedua.
Hal itulah yang membuat pihak PBFC berpikir untuk melanjutkan kiprah pada turnamen jangka panjang tersebut. Ini diungkapkan oleh Nabil Husein Said Amin, pemilik klub PBFC, Ahad (8/5) malam.
Orang nomor satu Pusamania itu mengaku kurang paham dengan dengan cara PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) dalam membina hubungan dengan klub peserta. Padahal, kata dia, saat ini sedang dalam era semangat perbaikan.
"Toh dalam beberapa sisi kewajiban mereka terhadap klub juga belum dipenuhi, saling mengerti lah," kata Nabil, seperti dilansir laman resmi klub, Senin (9/5).
Nabil menambahkan, jatuhnya sanksi yang didapatnya melalui Komisi Disiplin TSC cukup mengejutkan pihaknya. Pasalnya, sanksi diputuskan tanpa memanggil terlebih dahulu ia untuk melakukan penjelasan.
Sebelumnya, Komisi Disiplin TSC menganggap Nabil telah melakukan pelanggaraan disiplin pada laga Bali United FC melawan PBFC di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Akibatnya PBFC didenda Rp 50 juta.
Selain itu, Nabil juga dilarang mendampingi timnya sebanyak dua kali saat melawan Persib Bandung dan Persiba Balikpapan.
Nabil menilai situasi ini seperti lelucon. Sebab subsidi klub belum diterimanya sesuai dengan yang dijanjikan oleh PT GTS, tapi mereka sudah main denda-denda saja.
Terkait hal ini pihaknya sudah melaporkan kepada Direktur Utama PT GTS Joko Driyono. "Kami mungkin berat untuk lanjutkan ikut TSC kalau kondisinya begini. Mungkin seusai lawan Persiba, kami akan tentukan sikap, jika masih aja tidak ada niat perbaikan mungkin lawan Madura United kami tidak berangkat," kata Nabil melontarkan ancaman.