REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Doni P. Joewono menyatakan perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I 2016 tumbuh 5,62% (year on year/ yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya di tahun 2015, yaitu 6,48% (yoy).
Penurunan itu ternyata berada di bawah perkiraan Bank Indonesia. Meskipun begitu, ia menjelaskan angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,54% (yoy).
Menurutnya, optimisme konsumen semakin kuat dengan peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan. Tetapi hal itu tak diikuti oleh perbaikan kinerja belanja pemerintah dan kinerja ekspor.
"Kedua komponen pengeluaran ini justru tumbuh lebih rendah sehingga secara keseluruhan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan ini menjadi lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Rabu (11/5).
Selain itu, ia menerangkan lemahnya kinerja belanja pemerintah pusat berkontribusi terhadap penurunan konsumsi pemerintah pada triwulan ini.
Ia menilai serapan belanja APBD DKI Jakarta yang cukup baik pada triwulan I 2016 tidak diimbangi dengan penyerapan belanja APBN melalui Kementerian atau Lembaga yang optimal.
"Relatif besarnya peran belanja Kementerian atau Lembaga dalam komponen pengeluaran pemerintah di Provinsi DKI Jakarta dan lemahnya kinerja penyerapan belanja APBN oleh Kementerian atau Lembaga berdampak pada lebih rendahnya pertumbuhan konsumsi pemerintah di Jakarta," ujarnya.