Rabu 11 May 2016 19:11 WIB

Puluhan KK di Cijati Mengungsi Akibat Banjir

Pengungsi Banjir (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pengungsi Banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Puluhan Kepala Keluarga di Kampung Cijati, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Cianjur, Jabar, memilih mengungsi karena hingga Rabu (11/5), perkampungan masih terendam air bah setinggi paha orang dewasa aibat meluapnya Sungai Ciajti yang membentang di wilayah tersebut.

Tercatat 34 rumah warga terendam banjir dan delapan diantaranya rusak berat nyaris rata dengan tanah, setelah air bah menghantam perkampungan Selasa (11/5) malam.

Puluhan kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tempat aman yang jauh dari jangkauan air, sedangkan kepala keluarga yang rumahnya rusak terpaksa menumpang di rumah sanak saudaranya.

Ahmad seorang warga menuturkan, sejak siang hingga sore air sudah mulai surut namun ketinggianya belum bisa memaksimalkan warga untuk membersihkan rumah, sehingga warga yang datang ke rumahnya masing-masing hanya berusaha menyelamatkan harta benda berharga, sambil meninggikan barang perabotan.

"Hanya beberapa rumah yang sudah tidak tergenang, sehingga dapat dibersihkan dan mungkin malam ini sudah bisa ditempati. Sedangkan puluhan rumah lainnya masih tergenang, meskipun warga sudah membuang air dengan cara manual, namun air masih tinggi. Semoga besok air sudah turun dan rumah sudah bisa dibersihkan," katanya.

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, akan berkoordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP) Cianjur untuk menanggulangi bencana banjir akiabt meluapanya sejumlah sungai.

Kepala BPBD Cianjur, Asep Suparman, mengatakan, bencana banjir yang terjadi di Cilaku dan Warungkondang pada Senin (9/5) sore diakibatkan penyempitan dan pendangkalan sungai.

"Lebar sungai berkurang karena adanya bangunan, bahkan di antaranya melewati batas sungai, sehingga kedalaman sungai berkurang," katanya.

Dia berharap pihak berwenang untuk melakukan tindakan terhadap pemilik rumah yang membangun melewati batas sungai dan mengeruk sungai."Kami akan koordinasikan, sebab jika tidak segera ditanggulangi maka Cianjur akan lebih sering terkena banjir," katanya.

Sedangkan terkait bencana banjir di Cilaku dan Warungkondang, pihaknya sudah menerjunkan anggota untuk membersihkan bekas banjir, mulai dari lumpur di jalan dan kerusakan rumah. "Kami sudah terjunkan mobil pemadam untuk menyemprotkan air supaya lumpur dan tanah yang menutupi jalan bisa segera hilang," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement