Ahad 15 May 2016 17:13 WIB

Jelang Ramadhan Permintaan Daging Sapi Lesu

Daging Sapi
Foto: Antara
Daging Sapi

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU-- Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menyatakan permintaan masyarakat terhadap daging sapi sedang mengalami tren kelesuan dalam menghadapi bulan Ramadhan.

Kepala Distanak Kota Pekanbaru El Syabrina di Pekanbaru, Ahad menyebut saat ini berdasarkan laporan diterima dari rumah potong hewan (RPH) setempat menyatakan bahwa jumlah sapi yang dipotong terus mengalami penurunan per bulan.

"Kalau biasanya jumlah hewan sapi dipotong bisa capai 23 sampai 30 ekor per hari, tapi kini hanya berkisar 18 hingga 20 ekor per hari. Dalam laporan setiap bulan yang RPH berikan, terus alami penurunan," katanya.

Dia mengatakan penurunan jumlah hewan sapi tersebut karena saat ini sejumlah daerah di Riau telah memiliki rumah potong hewan sendiri sehingga pemotongan dilakukan di wilayah masing-masing seperti Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan.

Pihaknya tidak menampik, jika sapi hasil pemotongan di RPH milik pemerintah kabupaten tetangga dipasok untuk memenuhi kebutuhan wilayah di Pekanbaru dan distributor atau pedangang besar dengan memainkan harga jual kepada konsumen.

Selain itu, ucap El, pemotongan sapi di RPH Pekanbaru menurung karena memang permintaan masyarakat setempat akan daging sapi juga mengalami tren penurunan akibat melonjaknya harga kebutuhan pokok lainnya.

"Kini, bisa dibilang hanya pelanggan rumah makan atau restoran yang stabil dalam meminta pasokan daging sapi bagi pelanggan mereka. Sedangkan warga setempat cederung beralih ke danging ayam atau ikan," katanya.

"Rendahnya permintaan warga setempat, kemungkinan dipengaruhi harga daging sapi di pasar tradisional Pekanbaru bertahan di angka Rp110 ribu per kilogram. Harga ini masih terbilang tinggi," ujar El Syabrina.

Nazirman (45), pedagang daging sapi Pasar Kodim, Pekanbaru, mengaku pasokan daging sapi tersebut kini masih relatif normal, tapi modal pembelian sudah tergolong mahal rata-rata seharga Rp110 ribu per kilogram.

"Modalnya saja, kini sudah Rp110 ribu per kilogram. Maka tidak heran, kalau kami jual bisa sampai Rp130 ribu atau Rp140 ribu per kilogram," ujarnya.

Dia berujar para pedangang danging sapi secara umum menyiasati tinggi harga pengambilan tersebut dengan membeli langsung hewan dari para peternak sapi rumahan atau para petani yang berternak sapi.

Karena setiap hari kebutuhan akan daging sapi harus terpenuhi, sebab masih ada tukang sate, tukang bakso, rumah makan atau restoran yang selalu membutuhkan.

"Bedanya jelas lebih untung sapi impor, selain dagingnya lebih banyak. Harga modal yang kita keluarkan, juga tidak semahal daging sapi yang kita beli dari rumah potong," kata Nazir.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement