Senin 16 May 2016 05:15 WIB

Komnas Perempuan: Percepat Pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Achmad Syalaby
KOmnas Perempuan
KOmnas Perempuan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Komisi Nasional Perempuan mendesak pemerintah dan legeslatif untuk segera membahas rancangan undang undang penghapusan kekerasan seksual. RUU ini menjadi sangat penting ketika landasan hukum yang ada saat ini tidak mengakomodir kebutuhan perempuan dan anak korban kekerasan.

Azriana, Ketua Komnas Perempuan melalui siaran pers nya mendesak legeslatif untuk memasukan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Prolegnas 2016. Draft yang dijadikan acuan RUU pun diharapkan Komnas Perempuan tidak mendeskriditkan perempuan dan menjunjung nilai nilai HAM.

Azriana mengatakan, poin penting dalam RUU Penghapusan Kekerasan Seksual ini salah satunya adalah mempermudah pembuktian terhadap korban. Perspektif hukum yang berpihak pada korban harus menjadi landasan utama dari RUU ini.

"Disana harus memuat bagaimana dampak psikologis korban. dan bisa mengakomodir ketakutan korban atas ancaman pelaku. Juga untuk tidak mendeskriditkan korban dengan perspektif patriaki yang kerap memandang perempuan yang salah dalam kasus perkosaan," ujar Azriana, Senin (16/5).

Azriana mengatakan, dalam mendukung beresnya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual perlu dorongan pemerintah dengan mengeluarkan surat prioritas dan percepatan pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual ini.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement