Rabu 18 May 2016 23:34 WIB

Polisi: Jalur Tikus Terorisme Ada di Perbatasan

  Anggota Brimob melakukan simulasi penanganan terorisme di lapangan Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (4/2).   (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Anggota Brimob melakukan simulasi penanganan terorisme di lapangan Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (4/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,GORONTALO -- Kepala Bagian Humas Kepolisian Daerah Gorontalo AKBP Syafii Bagus Santoso mengungkapkan ada jalur tikus yang menjadi pintu masuk dan keluar kelompok pelaku terorisme di perbatasan Gorontalo-Sulawesi Tengah.

"Kami menyebutnya jalur tikus. Di situ tidak hanya pengedar narkoba dan kejahatan lainnya yang lewat, tapi belakangan juga pintu masuk dan keluar pelaku teror melintasi Gorontalo untuk menuju Sulawesi Tengah dan daerah lainnya," kata Syafii sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Syafii mengungkapkan hal itu saat menjadi pembicara dalam Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme di Gorontalo.

Syafii menjelaskan penemuan jalur tikus tersebut terjadi setelah pihaknya secara intensif melakukan penjagaan daerah perbatasan Gorontalo dengan Sulawesi Tengah, tepatnya yang menjadi lokasi pelaku terorisme beraktivitas.

"Jalur itu sebenarnya adalah sungai, tetapi ketika airnya surut mengering kemudian dimanfaatkan pelaku kejahatan, termasuk terorisme melintas masuk dan keluar wilayah Gorontalo," jelas Syafii.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Polda Gorontalo terus meningkatkan penjagaan daerah perbatasan, salah satunya dengan melibatkan masyarakat dan unsur aparat keamanan lainnya.

"Ada beberapa pos penjagaan yang sudah didirikan. Di sana tidak hanya polisi yang menjaga, tapi juga anggota TNI dan masyarakat yang kami libatkan," ungkapnya.

Terkait dengan peran media massa dalam pencegahan terorisme, Polda Gorontalo meminta wartawan untuk melaksanakan tugas dengan baik dan benar.

Menurut Syafii, kepatuhan terhadap UU Pers, Kode Etik Jurnalistik, termasuk Pedoman Peliputan Terorisme yang sudah diterbitkan Dewan Pers merupakan hal mutlak yang tidak boleh ditawar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement