Jumat 20 May 2016 15:32 WIB

Pasca-Munaslub Golkar, Akom Berharap Posisinya Sebagai Ketua DPR Aman

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Ketua DPR RI Ade Komaruddin (ketiga kanan)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua DPR RI Ade Komaruddin (ketiga kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai sudah pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar, yang dimenangkan oleh Setya Novanto sebagai ketua umum. Banyak yang beranggapan posisi Ade Komarudin sebagai ketua DPR RI akan terancam, mengingat secara kasatmata ada rivalitas yang kuat antara Setya Novanto dan Ade Komarudin.

''Kalau ketua DPR, saya akan kerja sebaik-baiknya. Kalau tanya posisi, tanya ke partai. Harapan saya dan banyak orang, aman. Tapi itu kan tergantung partai kehendaknya bagaimana,'' kata Ade Komarudin menanggapi hal tersebut, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (20/5).

Namun, pria yang akrab disapa Akom itu merasa yakin posisinya aman karena ia merasa tidak menjadi ketua umum Partai Golkar karena mengalah. Ia berpikir, keputusan itu demi rekonsiliasi dan persatuan partai untuk stabilitas partai politik.

''Saya mengalah. Saya lakukan karena kita harus dahulukan kepentingan partai dan kepentingan negara dan cintai partai. Itu yang saya lakukan. Mudah-mudahan diterima masyarakat dan jadi pembelajaran buat tokoh lain berdemokrasi itu harus indah,'' ujarnya.

Ia juga menyatakan, dirinya merupakan yang pertama mendukung kepengurusan DPP yang baru. Sebab, kalau tidak, persatuan Partai Golkar bukan hanya retak, tetapi juga patah.

Akom, yang hari ini berulang tahun ke-51 itu, mengaku sudah membentuk kesepakatan dengan Setya Novanto mengenai posisi mereka. ''Yang jelas deal-nya gini, saya fokus urus DPR, SN urus DPP,'' ucapnya.

Selain itu, Akom juga telah meminta Setya Novanto untuk mengakomodasi timnya demi rekonsiliasi partai. Mengenai posisi ketua fraksi, ia menyerahkan semuanya kepada ketua umum dan tidak ingin ikut campur.

''Sebelum saya umumkan mengalah, saya bilang tolong tim saya diakomodasi untuk rekonsiliasi partai. Munas itu munas rekonsiliasi, saya sudah ngalah, jadi harus dijaga sama-sama. SN sudah oke,'' katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement