REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyayangkan adanya kericuhan dalam aksi unjuk rasa yang digelar oleh massa Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (20/5) lalu. Ia pun menyebut hal semacam itu tak semestinya terjadi.
"Saya tak sepakat dengan aksi anarkis (yang terjadi di KPK) itu. Apalagi sampai ada perusakan infrastruktur publik. Ini tak boleh terjadi," ujar Sandiaga kepada wartawan seusai menghadiri acara Milad Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) di Kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (22/5).
Menurut dia, setiap upaya penyampaian aspirasi harus dilakukan dengan tertib, damai, dan tanpa kekerasan. Ia pun mengingatkan kepada setiap warga Ibu Kota yang hendak mengadakan aksi unjuk rasa nantinya agar lebih mengutamakan proses dialog daripada kekerasan.
"Harus ada komunikasi dua arah. Mudah-mudahan ke depannya kericuhan seperti itu tak terulang lagi," kata Sandiaga.
Aksi demonstrasi yang digelar massa AMJU di depan Gedung KPK pada Jumat (20/5) lalu berlangsung ricuh. Mereka melempari gedung KPK dengan batu. Insiden tersebut juga sempat membuat ruas Jalan Rasuna Said, Jakarta, macet.
Pada waktu itu, massa AMJU berunjuk rasa di depan KPK dengan tuntutan agar Gubernur Basuki T Purnama (Ahok) diproses hukum atas kasus suap reklamasi. Karena aksi tak kunjung direspons, mereka pun memaksa merangsek masuk ke gedung KPK, sehingga mengalami bentrok dengan petugas keamanan yang berjaga di sana.