Senin 23 May 2016 11:49 WIB

Kadin Ingatkan Lion Air untuk Perbaiki Layanan

Pesawat maskapai Lion Air.
Foto: Antara
Pesawat maskapai Lion Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyarankan kepada Maskapai Lion Air untuk memperbaiki layanannya terkait dua kejadian di hari yang sama.

Kejadian dimaksud, yaitu keterlambatan penerbangan akibat pemogokan pilot dan kelalaian prosedur dalam menurunkan penumpang internasional dari Singapura ke terminal domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

"Sebagaimana kita ketahui, Lion pemegang market share (pangsa pasar) terbesar untuk penumpang domestik. Namun, bicara kepuasan publik, sepertinya jauh. Kita lihat banyak keluhan di media sosial terhadap layanan mereka," kata Wakil Ketua Umum DPP Kadin Carmelita, di Jakarta, Senin (23/5).

Pernyataan tersebut menyusil langkah Lion Air yang keberatan akan sanksi yang dijatuhkan dan justru melaporkan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo ke Badan Reserse Kriminal Polri 16 Mei lalu. "Jadi alangkah baiknya kalau 'effoty'-nya (usahanya) diarahkan untuk perbaiki layanan," katanya.

Carmelita mendukung langkah tegas Kementerian Perhubungan dalam menindaklanjuti kasus tersebut. "Selama ini banyak pihak meminta pemerintah untuk tegas menegakkan regulasi. Karena itu, keputusan Dirjen Perhubungan Udara menjatuhkan sanksi merupakan hal tepat," ucapnya.

Menurut dia, kelalaian Lion Air menurunkan penumpang internasional di terminal domestik bukanlah pelanggaran sepele, sebab kejadian tersebut membuat penumpang internasional lolos begitu saja dari pemeriksaan imigrasi dan pemeriksaan lainnya yang diperlukan.

"Kita kalau masuk negara lain itu susah, kewaspadaan tinggi, sampai buka sepatu dan bongkar barang-barang. Bahkan ada beberapa orang yang harus diwawancara dulu. Kita juga seperti itu terhadap warga negara lain, apalagi ancaman terorisme makin nyata. Nah, ini penumpang internasional lolos dengan mudahnya dan kejadiannya tidak dilaporkan ke Otoritas. Ini berbahaya," papar Carmelita.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement