REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani di Washington DC dijadwalkan bertemu dengan 13 perwakilan perusahaan Amerika Serikat yang berminat menanamkan modal di Indonesia .
"Ke-13 investor itu di antaranya bidang industri migas, industri logam, industri farmasi, industri pertambangan, industri botol dari kaca, industri otomotif, industri pengolahan data, industri pertahanan dan perbankan," kata Kepala BKPM dalam siaran pers di Jakarta, Senin (23/5), berkaitan dengan kegiatan promosi investasi di Washington DC.
Menurut Franky, pertemuan dengan perusahaan-perusahaan di sektor-sektor yang potensial tersebut merupakan permintaan dari pihak investor terkait. "Ini menunjukkan bahwa minat investasi dari Amerika Serikat sebenarnya cukup besar. Dari data FDI market outward investment mereka terbesar di dunia," jelasnya.
Tetapi, realisasi investasi yang masuk ke Indonesia masih belum menunjukkan potensi tersebut. BKPM mencatat, pada kuartal pertama 2016, realisasi investasi AS yang masuk 10 juta dolar AS menempatkannya di peringkat 21 negara asal investasi.
Oleh karena itu, lembaga tersebut mengintensifkan kegiatan pemasaran investasi yang efektif dan fokus terhadap pemenuhan kebutuhan perusahaan yang berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia. "Dalam kesempatan ini kami juga akan menyampaikan perubahan paradigma di BKPM dari rezim perizinan menjadi rezim pelayanan," ujarnya.
Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi. Dari data yang dimiliki oleh BKPM pada tahun 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai 893 juta dolar AS terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen 4,8 miliar dolar AS terdiri dari 76 proyek.