Ahad 29 May 2016 17:22 WIB

Eep: Koalisi PDIP-Gerindra Bukan Jaminan Menangi Pilgub DKI

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Achmad Syalaby
Pengamat Politik UI Eep Saefullah Fatah
Pengamat Politik UI Eep Saefullah Fatah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra dan PDI Perjuangan tengah menjajaki kemungkinan berkoalisi dalam pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta. Pengamat politik dari Polmark Indonesia, Eep Saefullah Fatah, menilai koalisi PDIP-Gerindra bukan jaminan kemenangan meski kedua partai tersebut memiliki perolehan suara yang besar di Jakarta.

"Tidak ada hubungan serta-merta antara besaran koalisi dengan kemenangan," ujarnya kepada wartawan seusai mengisi materi dalam diskusi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Amanat Nasional (PAN), di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Ahad (29/5).

Eep mengambil contoh, dalam Pilkada DKI Jakarta yang lalu, koalisi PDIP-Gerindra yang mengusung Jokowi-Ahok perhitungan suaranya hanya 17 persen. Sementara, lawan mereka yang seorang pejawat memiliki perhitungan suara 83 persen. Namun, faktanya, koalisi PDIP-Gerindra yang kecil justru keluar sebagai pemenang.

Dari pengalaman banyak pilkada, sambung Eep, faktor penentu kemenangan adalah seberapa atraktif profil kandidat yang diusung, bukan postur partai yang mengusung. "Kuncinya ada di kandidat," kata dia.

Karena itu, Eep mengatakan, pekerjaan rumah terbesar bagi PDIP dan Gerindra jika akan berkoalisi adalah memajukan kandidat yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan rakyat Jakarta. Lalu, siapa kandidat yang menurut Eep mampu menjadi lawan seimbang untuk melawan Ahok sang pejawat? 

"Sampai sekarang saya masih melakukan riset. Yang jelas situasinya masih sangat cair," jawab Eep.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement