REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi biro perjalanan wisata yang tergabung dalam ASITA mengusulkan agar tata niaga pariwisata khususnya antara Indonesia dengan Cina ditata agar semakin kondusif.
Ketua DPP ASITA Asnawi Bahar di Jakarta, Ahad (12/6) mengatakan kunjungan lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia merupakan salah satu indikator keberhasilan pariwisata. Sementara Cina merupakan pasar yang sangat besar dan potensial.
"Kami mengusulkan empat isu yang mendasar untuk memperbaiki tata niaga wisata agar semakin kondusif bagi para pelaku industri," katanya.
Empat usulan itu yakni meningkatkan jumlah kunjungan turis, menata niaga pariwisata, mengembangkan peluang usaha biro perjalanan, dan menjalin hubungan baik dengan negara kantong wisman utama misalnya Cina.
Pihaknya berharap ada terobosan baru untuk menjaga praktik tata niaga yang kondusif misalnya antara industri pariwisata Indonesia dengan Cina.
Belum lama ini, ASITA baru saja melakukan pertemuan resmi dengan Cina National Tourism Administration (CNTA) dan Cina Tourism Association (CTA) dalam acara "Friendship Meeting".
"Dalam pertemuan itu kami sepakat untuk memperbaiki tata niaga pariwisata antar kedua negara dan menjalin kerja sama yang setara dan seimbang untuk memajukan pariwisata kedua negara dengan asas menguntungkan semua pihak," katanya.
Kerja sama dan tata niaga yang baik dengan Cina, kata dia, menjadi faktor penentu tercapainya target kunjungan wisman tersebut ke Indonesia yang pada 2016 ditetapkan sebanyak 2,3 juta orang.