Senin 13 Jun 2016 23:49 WIB

Mantan Anggota TNI Penganiaya Polisi Ditangkap

Ditangkap Polisi (ilustrasi)
Ditangkap Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Satuan Reskrim Polresta Medan menahan mantan anggota TNI berinisial Mayor (Purn) RD, karena melakukan penganiayaan terhadap dua anggota polisi yang sedang melaksanakan tugas penertiban lalu lintas.

"Kedua anggota Polri itu, yakni AKP Luhut B Sihombing Kanit Lantas Polsek Sunggal dan Aiptu Rudi anggota Sat Shabara Polresta Medan," ujar Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Fahrizal kepada wartawan, Senin (13/6).

Status RD, menurut dia, sudah ditetapkan sebagai tersangka dan mendekam dua hari di rumah tahanan Polisi (RTP) Polresta Medan. "Sedangkan AKP Neneng yang merupakan istri dari tersangka RD, tidak ditetapkan sebagai tersangka, karena belum terbukti melakukan penganiayaan" ujar Kompol Fahrizal.

Ia menjelaskan, AKP Luhut B Sihombing dan Aiptu Rudi, terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Bina Kasih guna mendapat perawatan medis, Sabtu (11/6) malam. Karena, kedua personel polisi itu dianiaya seorang mantan oknum perwira menengah (Pamen) suami AKP Neneng dari Polsek Percut Sei Tuan.

Bahkan, Luhut Sihombing mengalami luka di bagian dahi dan di kelopak mata kiri. Sementara Rudi mengalami luka di bibir.

Penganiayaan itu terjadi saat anggota polisi itu sedang melakukan penindakan terhadap pengendara mobil yang melanggar lampu merah. Dalam kasus ini, tersangka memukuli AKP Luhut di pos lalulintas yang ada di simpang Jalan Pinang Baris, Sunggal.

Terkait peristiwa ini, pemukulan bermula saat Aiptu Rudi menerima uang Rp150 ribu dari keluarga tersangka RD yang melanggar lalu lintas. Padahal, tersangka sudah minta tolong, agar keluarganya itu tidak ditilang.

Tersangka marah dan memukuli Aiptu Rudi. Saat itu, AKP Luhut yang berada di lokasi sempat melerai, namun akhirnya juga dipukuli dengan batu oleh RD.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement