REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai Citilink Indonesia mencetak laba komprehensif 4,9 juta dolar AS atau sekitar Rp 65 miliar sepanjang 2015.
Presiden & CEO Citilink Albert Burhan mengatakan, hal itu merupakan lonjakan yang cukup besar jika dibandingkan dengan kinerja keuangan yang diperoleh tahun lalu.
"Performa Citilink meningkat pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pelemahan ekonomi global yang berlangsung sepanjang 2015, Citilink justru berhasil mencetak laba bersih untuk pertama kali sejak berdirinya," ujarnya di Jakarta, Kamis (16/6).
Albert menjelaskan, bukan hal mudah bagi Citilink dapat memperoleh hasil yang luar biasa ini. Berbagai strategi dilakukan oleh Citilink, mulai dari penambahan pesawat baru, ekspansi rute penerbangan, penguatan branding dan value Citilink sebagai maskapai berbiaya murah yang tetap mengutamakan kenyamanan dan keamanan penumpang, begitu juga dengan program eflsiensi yang dilakukan di seluruh lini pekerjaan.
Ia melanjutkan, pada 2015 Citilink menunjukkan peningkatan laba bersih dari yang sebelumnya merugi 14,8 juta dolar AS pada 2014, menjadi untung 3,5 juta dolar AS. Adapun pada 2015, pendapatan Citilink mencapai 470 juta dolar AS atau naik 16,5 persen dari 2014 yang sebesar 403,5 juta dolar AS.
Sementara itu, pertumbuhan positif juga ditunjukkan melalui jumlah penumpang yang berhasil diterbangkan oleh Citilink dari tahun ke tahun. Albert mengatakan, pada 2015 tercatat total jumlah penumpang yang diterbangkan sebanyak 9,5 juta penumpang. Jumlah tersebut meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yakni 2012 dengan 2,8 juta penumpang, 2013 dengan 5,3 juta penumpang, dan 2014 sebanyak 7,5 juta penumpang.
Sedangkan untuk seat load factor (SLF), Citilink juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara rinci, pada 2015, rata-rata SLF adalah sebesar 80,2 persen. Pada 2012 rata-rata SLF adalah sebesar 70,6 persen, 2013 sebesar 77 persen, dan pada 2014 sebesar 79,6 persen.