REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Koalisi partai bekuasa Malaysia pendukung Perdana Menteri Najib Razak meraih kemenangan dalam pemilihan umum sela. Artinya, ia berhasil mengalahkan gerakan politik mantan mentornya, Mahathir Mohamad.
Kemenangan itu kian menguatkan kekuasaan PM Najib di Malaysia lewat pendukungnya, Barisan Nasional (BN). Padahal, Najib sering didesak mundur karena gratifikasi di perusahaan keuangan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Komisi Pemilihan Umum sela menyatakan, partai pendukung itu berhasil mengumpulkan suara di Sungai Besar dan Kuala Kangsar. Bahkan, perolehan suara Najib lebih tinggi dibandingkan pemilu pada 2013.
"Mereka (masyarakat) tidak percaya kebohongan Tun Mahathir, juga menolak koalisi dari eks oposisi yang nyatanya tidak berhasil, serta menolak partai oposisi yang tidak pasti, khususnya karena persekutuannya dengan Tun Mahathir," kata Najib.
Meski hasil pemilihan ini tidak berpengaruh pada keseimbangan kekuasaan di parlemen, para pengamat menilai kemenangan itu memperlihatkan pengaruh Mahatir yang mulai memudar.