REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota majelis rendah Kongres dari Partai Demokrat melakukan aksi duduk untuk memaksakan undang-undang pengendalian senjata, Rabu (22/6). Suasana cukup kacau ketika aksi mulai dilakukan.
Ketua Dewan Paul Ryan mencoba mengambil alih kendali suasana di ruang majelis namun tidak berhasil. Anggota yang melakukan aksi berteriak mengeluarkan ancaman. "Tidak ada UU, tidak ada istirahat!," kata mereka.
Anggota majelis dari Partai Republik mematikan kamera TV gedung dewan, tapi anggota Demokrat melanjutkan siaran langsung via ponsel mereka. Suasana yang disiarkan oleh saluran C-Span secara teknis telah melanggar aturan House of Representative.
Namun seorang anggota Kongres dari Partai Demokrat, Scott Peters mengatakan aksi duduk ini juga sudah melanggar aturan. Peters menyiarkan kondisi di dalam majelis melalui aplikasi periscopenya.
Aksi duduk ini dimulai Rabu malam, ketika 168 dewan majelis rendah Partai Demokrat dan 34 senator duduk-duduk di lantai dewan. Jumlah anggota dewa secara total ada 188 orang dan senator ada 44 orang. Kini protes telah mencapai lebih dari 10 jam.
Ryan terus mencoba mengendalikan situasi dengan reses. Ia mengetuk palu dan mencoba mengabaikan teriakan Demokrat. "Memalukan! Memalukan!," kata mereka. Namun Ryan tetap meninggalkan podium.
Aksi duduk ini diselingi oleh beberapa inisiatif. Anggota Demokrat mulai bernyanyi lagi "We shall overcome" sambil memegang nama para korban penembakan. Suasana lantai dewa mulai ricuh. Anggota Republik dan Demokrat saling lempar teriakan.
Baca juga, Kunjungi Orlando, Obama Desak Pengendalian Senjata.
Demokrat semakin serius beraksi ketika mulai menggelar kantong tidur, bantal hingga selimut. Mereka kamping/ dan makan donat bersama. Di luar Kongres, ratusan advokat pro-pengendalian senjata berkumpul untuk mendukung Demokrat.
Mosi untuk penundaan singkat telah lolos sekitar pukul 01.30 pagi waktu setempat dan dewan melanjutkan pada 02.30. Mayoritas Republik memberikan suara pada sejumlah UU. Mereka kemudian meminta penundaan hingga 4 Juli.