Sabtu 25 Jun 2016 17:32 WIB

Dubes Inggris: Tak Ada yang Ingin Menarik Kerja Sama dengan Inggris

Pascareferendum Inggris. Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik memberikan pernyataan resmi usai hasil referendum Uni Eropa yang menentukan bahwa Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa di Kedutaan Inggris, Jakarta, Sabtu (25/6)
Foto: Republika/ Wihdan
Pascareferendum Inggris. Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik memberikan pernyataan resmi usai hasil referendum Uni Eropa yang menentukan bahwa Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa di Kedutaan Inggris, Jakarta, Sabtu (25/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengatakan, hingga saat ini tidak ada pihak atau mitra kerja manapun yang memberi isyarat untuk menarik diri atau memutuskan kerja sama yang telah dibina dengan Inggris. Meski hasil referendum menyatakan Inggris keluar dari Uni Eropa.

"Tidak ada seorang pun yang menelepon saya dalam 24 jam terakhir ini untuk memberi isyarat bahwa mereka akan menarik diri dan bahkan tidak seorang pun dari komunitas bisnis Indonesia yang aktif dalam perdagangan dan investasi dengan Inggris yang telah memberi isyarat pada saya bahwa mereka ingin menarik diri pula," katanya pada konferensi pers di Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia, Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk berkembang menjadi negara yang lebih maju dan Inggris dengan segala kemampuannya siap mendukung Indonesia dalam perjalanan perkembangannya.

Dubes Moazzam mengatakan sebagai negara yang tergabung dalam G20 (kelompok 20 ekonomi utama di dunia), Indonesia juga akan menjadi negara yang masuk dalam 10 ekonomi terbesar dunia dalam lima belas tahun ke depan.

Baca juga, Trump Puji Langkah Inggris Keluar dari Uni Eropa.

Untuk mewujudkannya, dia mengatakan Indonesia perlu inovasi, kemampuan, modal dari asing dan Inggris akan terus menjadi mitra strategis untuk membahtu Indonesia. "Inggris akan terus menjadi sebuah pusat kekuatan ekonomi dunia. Kita akan terus bekerja bersama," ujarnya.

Berdasarkan laporan Reuters, posisi rakyat Inggris yang menginginkan Inggris "tetap" bergabung dengan Uni Eropa tertinggal dari mereka yang ingin negaranya "keluar" dari Uni Eropa dengan selisih 21 juta suara saat dua pertiga hasil pemungutan suara terhitung pada Jumat pagi.

Total 11,590 juta orang memilih keluar dari Uni Eropa sementara 10,886 juta lainnya menyatakan ingin Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement