REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mengimbau agar seluruh masyarakat menjaga pola makan saat Hari Raya Idul Fitri.
Pasalnya banyak orang yang makan berlebihan saat lebaran, sehingga mereka mengalami gangguan pencernaan.
"Biasanya balas dendam, jadi langsung makan banyak, segala dimakan, akhirnya pencernaan kaget," kata Kepala Dinkes Sleman, Mafilindati Nuraini, Selasa (5/7).
Menurutnya karena pola makan yang tidak benar, akhirnya masyarakat terkena penyakit yang berhubungan dengan keluhan perut, seperti diare dan asam lambung.
Bahkan karena pola makan berlebih, tak jarang ada orang yang terkena hipertensi (darah tinggi). Maka itu Linda menyarankan agar masyarakat makan sewajarnya saat Idul Fitri besok.
Jangan karena gelap mata, akhirnya semua olahan kuliner dilahap sampai habis. Padahal perut manusia memiliki keterbatasan tertentu.
Selain keluhan perut dan hipertensi, pada masa-masa lebaran masyarakat juga sering terkena penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Penyakit ini biasanya muncul di kalangan pemudik. Karena selama melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman mereka kurang menjaga kesehatan. Padahal debu dan polusi di jalan raya cukup membahayakan.
Guna mengantisipasi penyakin musim lebaran, Linda mengatakan, seluruh Puskesmas di kabupaten Sleman diberoperasikan selama 24 jam, mulai dari H-3 sampai H+3. Sebanyak 25 Puskesmas sengaja disiagakan untuk memberikan pertolongan pertama pada penyakit dan kecelakaan.
"Kesiapsiagaan Puskesmas ini juga menjadi langkah antisipasi adanya kasus diare atau keracunan yang biasanya sering terjadi saat lebaran," ujar Linda.
Walau begitu, tenaga kesehatan pun tetap akan mendapat haknya untuk libur hari raya. Petugas layanan kesehatan di RSUD Sleman misalnya, mereka mengambil cuti pada Jumat (8/7).
Sehingga di hari lainnya mereka tetap buka untuk memberikan pelayanan rawat jalan kepada masyarakat. Sedangkan untuk rawat inap, farmasi, radiologi, Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan bank darah akan tetap buka selama 24 jam.