Ahad 10 Jul 2016 23:36 WIB

Pemerintah Telusuri Informasi Penculikan Tiga WNI Asal NTT

Korban penculikan (ilustrasi)
Foto: www.karimatafm.com
Korban penculikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LARANTUKA -- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya mengatakan pemerintah masih menelusuri kebenaran informasi mengenai penculikan terhadap tiga warga negara Indonesia (WNI) asal daerah itu.

"Saya baru menerima informasi dan sekarang masih terus ditelusuri kebenaran dari informasi tersebut," kata Gubernur Lebu Raya terkait dugaan penculikan terhadap WNI, termasuk tiga warga NTT, Ahad (10/7).

Menurut dia, dari informasi yang diterima, ada tiga WNI asal NTT yang tinggal di Nunukan yang diculik kelompok bersenjata, saat sedang mencari ikan di perairan Malaysia. Namun informasi tersebut bukan bersumber dari Kementerian Luar Negeri atau Imigrasi sebagai institusi resmi.

Dalam hubungan dengan itu, maka pemerintah masih akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kebenaran infrormasi tersebut. Dia mengatakan, jika benar ada WNI asal NTT yang diculik kelompok bersenjata, maka pemerintah daerah tentunya akan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi penyelesaian yang tepat.

"Kalau memang benar, maka kami akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari jalan keluar, karena masalah luar negeri adalah kewenangan pemerintah pusat," katanya.

Pemerintah NTT kata dia, tentu mengharapkan agar masalah ini dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi tanpa ada korban jiwa. Tiga WNI asal NTT dilaporkan diculik kelompok bersenjata, ketika sedang mencari ikan di perairan Malaysia.

Ketiga WNI yang selama ini tinggal di Nunukan itu, adalah Theodorus Kopong, Emanuel serta juragan kapalnya yang bernama Lorens Koten. "Sebaiknya kita menunggu informasi yang lebih pasti. Tidak boleh menduga-duga apalagi menuduh kelompok tertentu," kata Lebu Raya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement