Selasa 12 Jul 2016 05:49 WIB
WNI Disandera

Panglima TNI: Seandainya Ada Operasi Militer

Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Foto: Ist
Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menilai pemerintah terlalu persuasif karena membiarkan empat kali WNI menjadi korban penyanderaan oleh kelompok separatis Filipina, Abu Sayyaf.

"Mungkin kita terlalu persuasif. Mungkin juga karena alasan ekonomi atau faktor politik. Ini harus kita analisis dengan benar," ujar Gatot, Senin (11/7).

Istilah persuasif yang dimaksud Gatot merujuk pada kecenderungan pemerintah Indonesia untuk menempuh jalur perundingan dengan kelompok Abu Sayyaf untuk membebaskan WNI. Padahal, Indonesia punya pilihan untuk melakukan upaya militer apalagi peristiwa tersebut sudah berkali-kali terjadi.

"Kita tidak melakukan kegiatan operasi militer ke sana. Jadi mereka memanfaatkan celah-celah itu. Tetapi kalau ada (operasi militer), saya yakin mereka tidak akan berani," katanya.

Karena itu, Panglima TNI mendorong pelaksanaan perjanjian kerja sama yang telah dibahas dalam pertemuan antara menteri pertahanan RI-Filipina, Juni lalu, yang antara lain mencakup izin operasi militer bagi prajurit Indonesia untuk membebaskan WNI yang disandera di wilayah Filipina.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement