REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI My Esti Wijayati mengatakan penghapusan kegiatan Masa Orientasi Siswa yang diselenggarakan oleh siswa cukup efektif meminimalisasi kasus kekerasan di lingkungan sekolah.
"Dengan dikeluarkannya surat edaran mengenai pelarangan Masa Orientasi Siswa (MOS) cukup meredam kegiatan yang berbau kekerasan," kata Esti seusai halal bihalal bersama Gubernur DIY, tokoh masyarakat, dan kalangan pengusaha di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (13/7) malam.
Menurut Esti, SE Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengenai pelarangan MOS merupakan komitmen negara untuk melindungi siswa dalam membangun jati diri dan berkarakter. Ia menilai kegiatan MOS yang diselenggarakan oleh siswa dengan memuat perpeloncoan tidak banyak memiliki manfaat melainkan hanya menyulitkan siswa.
"Selama ini saya nilai memang tidak banyak manfaatnya, melainkan hanya menyulitkan siswa," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.
Meski demikian, ia berharap kegiatan tiga hari pertama sebaiknya dapat diisi dengan kegiatan yang bermanfaat seperti pengenalan situasi dan program sekolah, serta pendisiplinan diri yang diselenggarakan oleh pengajar, bukan siswa. "Yang harus ditanamkan justru kenyamanan, serta komitmen dan integritas yang tinggi kepada siswa baru," kata dia.