REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Banyak prajurit militer terlihat pada Sabtu (16/7) pagi di Ibu Kota Turki, Ankara. Begitu juga di kota berpenduduk paling padat di Turki, Istanbul, setelah upaya kudeta militer di negeri itu.
Seperti dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara, pesawat tempur seperti F-16 dan helikopter militer terbang di udara dan terdengar suara tembakan serta pemboman yang diduga dilakukan oleh pesawat tempur. Stasiun televisi Turki, NTV melaporkan satu helikopter Sikorsky milik pemberontak ditembak jatuh oleh pesawat tempur F-16.
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan kepada media bahwa militer Turki akan menembak jatuh semua pesawat yang terbang di wilayah udara Ankara. Beberapa laporan, dengan mengutip Kantor Kejaksaan setempat mengatakan 42 orang tewas di Ibu Kota Turki, Ankara, selama upaya kudeta militer tersebut.
Sekitar pukul 01.00 waktu setempat atau Sabtu pukul 05.00 WIB, beberapa tank militer melewati persimpangan di dekat Gedung Parlemen Turki dan Markas Kepala Staf. Warga sipil yang emosional terlihat melemparkan batu ke tank tersebut.
Akibat blokade yang disebabkan oleh warga sipil, tank itu dipaksa mengubah jalur dan terus melanjutkan perjalanan. Tank tersebut melindas beberapa kendaraan dan tiang telepon di pinggir jalan.
Gedung Parlemen juga dibom oleh pasukan anti-pemerintah pada Sabtu pagi. Akibat pemboman itu puluhan orang mengalami luka-luka.
Sampai pukul 03.00 waktu setempat atau pukul 07.00 WIB, suara tembakan kadangkala terdengar di dekat Biro Xinhua di Ankara. Tak banyak orang lalu lalang di jalan.
Sementara itu, tiga pesawat tempur terlihat terbang di Daerah Taksim di Istanbul Tengah dan suara ledakan keras terdengar.
Turki juga telah menutup tiga pos penyeberangan perbatasan dengan Bulgaria. Kementerian Luar Negeri Bulgaria kembali menyampaikan seruan kepada rakyat Bulgaria agar menghindari perjalanan ke negara tetangga di sebelah selatan Bulgaria tersebut.
Tempat penyeberangan perbatasan dari Bulgaria tetap dibuka. Pemerintah Bulgaria menyatakan telah meningkatkan patroli di perbatasan Bulgaria-Turki, setelah keadaan berkembang di negara tetangganya tersebut.