REPUBLIKA.CO.ID, NICE -- ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan truk di Kota Nice, Prancis, Jumat (15/7). Polisi Prancis juga sudah menahan tiga orang yang diduga terkait dengan insiden yang merenggut nyawa 84 orang.
"Orang yang melakukan operasi di Nice, Prancis, untuk menubruk orang-orang adalah salah satu anggota ISIS," ujar agensi berita Amaq, yang mendukung gerakan ISIS, lewat akun Telegram.
"Ia melakukan operasi sebagai respons untuk menargetkan warga negara dari negara yang berkoalisi melawan ISIS," sambung pernyataan tersebut.
Pejabat berwenang Prancis mengatakan akan mengecek klaim tersebut. Sopir berusia 31 tahun yang berkewarganegaraan Tunisia menjadi pengemudi truk yang menabrak orang-orang saat Hari Bastille. Pejabat mengatakan sedang bekerja mencari tahu apakah benar motifnya terkait dengan gerakan radikal tersebut.
Terkait penahanan, termasuk salah satunya istri sopir, merupakan orang-orang dekat sang sopir. Mereka ditangkap di dua area berbeda di Nice. Setidaknya 40 anggota kepolisian melakukan penggerebekan sebelum penangkapan di apartemen kecil dekat stasiun sentral, di sana satu orang ditangkap.
Insiden truk ini merupakan yang ketiga di Prancis sejak awal 2015. Negara ini pun dalam kondisi darurat sejak 130 orang terbunuh sekitar Paris November lalu.
Sang sopir, Mohamed Lahouaiej Bouhlel, ditembak mati polisi di tempat. Ia dikenal sebagai pelaku kriminal kecil tapi tidak masuk daftar anggota radikal apapun. Ia pernah dikenai hukuman percobaan selama tiga bulan karena pernah melempar kayu ke sopir lain, dikutip Reuters.