REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia Kombes Pol Anton Castilani mengatakan, jenazah diduga gembong teroris Santoso sedang diterbangkan menuju RS Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah untuk proses identifikasi.
"Jenazah dalam perjalanan ke Palu, menggunakan helikopter," kata Kombes Anton, dalam pesan singkat, di terima di Jakarta, Selasa (19/7).
Sementara dua dokter anggota DVI Indonesia sudah terlebih dulu tiba di rumah sakit tersebut. "Dua anggota kami sudah tiba di RS, satu orang spesialis forensik dan satu orang spesialis DNA. Keduanya adalah tim dokter yang akan melakukan serangkaian proses identifikasi terhadap jenazah diduga Santoso," ujarnya.
Pada Senin (18/7), Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman menyebutkan, batalyon Raider 515 Kostrad, Satgas Tinombala, baku tembak dengan kelompok Santoso dan menyebabkan salah satu terduga Santoso, tewas.
Lokasi baku tembak terjadi di Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulawesi Tengah yakni sekitar 60 kilometer dari Poso. "Jadi ada kontak senjata di koordinat UTM 2027-6511. Kontak tembak dari satuan tugas Batalyon Raider 515 Kostrad. Yang jelas ini tim satgas penugasan pengejaran Santoso," kata Kapuspen TNI.
Jenderal bintang dua ini menyebutkan, baku tembak terjadi pada Senin (18/7) sekitar pukul 17.00 WIT. Ada lima orang yang terlibat baku tembak dengan tim Satgas Tinombala, dua orang di antaranya tewas. Salah satunya diduga merupakan Santoso.
"Dua orang meninggal salah satu cirinya berjenggot dan mempunyai tahi lalat yang cirinya dicurigai mirip Santoso," jelas Tatang.