REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengajak para pemuda untuk berani menjadi agen perubahan anti narkoba dimulai dari lingkungan terkecil di sekitar mereka. Itu lantaran, menurut Imam, memerangi narkoba sama nilainya dengan berjihad atau berjuang untuk negara.
"Pemuda adalah pemangku peradaban masa depan, dan di tangan anak anak mudalah masa depan bangsa ini akan ditentukan," ujar Imam saat mengukuhkan 320 Kader Pemuda Antinarkoba dari 13 kabupaten di Jawa Timur (Jatim) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (22/7).
Kegiatan itu turut dihadiri Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Ketua DPD PKB Jawa Timur Halim Iskandar, dan jajaran Polda Jatim.
Menurut Imam, pemuda berkarakter pemberani dibutuhkan dalam situasi darurat narkoba seperti yang tengah dihadapi bangsa Indonesia. Bahkan Presiden Joko Widodo menyatakan perang terhadap narkoba dan menetapkan target zero growth terhadap narkoba di tahun 2025.
Imam mengajak seluruh anak-anak muda Surabaya menjadi kota kedua setelah Bandung, yang menjadi pusat pelatihan Kader Pemuda Antinarkoba.
Kota berikutnya yang menjadi pusat pelatihan dan pengukuhan Kader Pemuda Antinarkoba adalah Semarang. Pemuda Antinarkoba termasuk satu dari 13 program unggulan Kemenpora bidang kepemudaan. Anggotanya tersebar di 1.300 desa di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat yang melibatkan tidak kurang dari 25 ribu relawan pemuda.
Program Pemuda Antinarkoba menjadi salah satu program unggulan kepemudaan pada tahun 2016. Saat ini mitra yang digandeng untuk bersinergi dalam pelaksanaan program ini adalah BNN. Menurut data BNN, setiap hari 50 orang meninggal dunia, 18 ribu orang meninggal setiap tahun dan 4.5 juta orang harus direhabilitasi karena narkoba.
Sementara kerugian yang ditimbulkan akibat narkoba mencapai Rp 63 triliun yang meliputi biaya pembelian narkoba, biaya pengobatan, dan biaya rehabilitasi akibat narkoba.