Selasa 26 Jul 2016 20:30 WIB

Risma Jelaskan Pengelolaan Kampung Bersih di Prescom

Red: Bayu Hermawan
Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat menjalani sidang di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (8/6).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat menjalani sidang di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan pengelolaan kampung bersih di Kota Pahlawan saat menjadi salah satu pembicara acara Konferensi Internasional The Third Session Preparatory Committe (Prepcom) 3 Habitat III yang digelar di Surabaya, Selasa (26/7).

Risma menyampaikan beberapa keberhasilan yang dicapai Pemerintah Kota Surabaya selama kepemimpinannya, sejak 2010. Ia menerapkan program pengelolaan sampah dengan pola Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang).

"Dengan itu, kondisi lingkungan perkotaan, terutama di kawasan perkampungan semakin bersih dan nyaman. Masyarakat sekarang mengerti bagaimana mengelola kampung yang bersih," katanya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengatakan setiap tahun volume sampah di Surabaya yang dihasilkan oleh industri, rumah tangga, perkantoran dan lingkungan lainnya menurun drastis.

"Tiap tahun, sampah yang dihasilkan turun 10 persen," ucapnya.

Ia menyebutkan di awal pemerintahannya volume sampah yang dihasilkan masyarakat mencapai 3.000 ton per hari. Saat ini, sampah yang dihasilkan berkisar 1.400 ton perhari.

Untuk pengeloaan limbah, Risma mengaku bahwa masyarakatnya telah berhasil mengelola air limbah rumah tangga.

"Sekarang air limbah yang dihasilkan digunakan untuk menyiram tanaman dan mencuci kendaraan," ujarnya.

Dalam program pembangunan yang dijalankan, lanjut dia, selain bisa memberikan pelayanan pendidikan gratis, pihaknya juga telah membentuk kampung pendidikan. Di Kampung pendidikan, suasananya harus aman. Warga yang ada berkewajiban menjaga keamanan lingkungan. Selain itu, mereka juga tidak diperbolehkan merokok sembarangan.

"Jadi warga dilarang merekok di dalam rumah dan sekitar wilayah kampung," katanya.

Begitu juga di bidang pendidikan, jumlah anak yang berprestasi terus mengalami penningkatan. Jika tahun 2010, jumlah siswa yang berprestasi sekitar 300 anak, saat ini mencapai 5.000 anak. Untuk meningkatkan prestasi siswa, pemerintah kota telah membangun sedikitnya 1.000 perpustakaan di sejumlah kawasan kota.

"Prestasi itu ditingkat nasional maupun internasional," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement