Kamis 28 Jul 2016 05:52 WIB

Pemerintah Turki Tutup Sekolah Militer

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan melambaikan bendera nasional Turki di Taksim Square Istanbul, Turki, (16/7) .
Foto: Reuters / Huseyin Aldemir
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan melambaikan bendera nasional Turki di Taksim Square Istanbul, Turki, (16/7) .

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki membuat peraturan baru untuk menutup sekolah tinggi militer dan merestrukturisasi akademi perang paska kudeta gagal beberapa waktu lalu. Setelah menpublikasikan peraturan baru tersebut semua sekolah tinggi militer akan ditutup dan semua taruna akan dipindahkan ke sekolah negeri reguler.

Dilansir dari Aljazirah, Rabu (28/7) sebanyak 8.651 tentara ikut bagian dalam kudeta melengserkan Presiden Erdogan. Ada 1.214 siswa tentara yang terlibat dalam kudeta tersebut.

Setelah kudeta 15 Juli tersebut digagalkan, sebanyak 61 siswa sekoleh militer Kuleli ditangkap polisi Turki. Para siswa yang berusia 14-17 tahun dituduh memiliki hubungan dengan gerakan ulama yang berbasis di Amerika Serikat dan pengusaha Fethullah Gulen.

Otoritas Turki Keluarkan Perintah Penangkapan 47 Jurnalis

Keluarga para siswa membantah anak-anak mereka terlibat dalam kudeta tersebut. Keluarga para siswa mengatakan anak-anak mereka dipanggil oleh komandannya dari liburan sekolah namun tertipu dan dipaksa dalam usaha pemberontakan tersebut.

Tapi otoritas Turki percaya lembaga-lembaga militer sebagai besa dikendalikan oleh pendukung Gulen. Sekolah tinggi militer Turki menjadi prospek untuk perwira militer.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement