REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk menugaskan Tim Satgas Tinombala untuk mengevaluasi dan menginvestigasi insiden penembakan di Poso pada Rabu (27/7) kemarin.
Gatot mengatakan, ada kemungkinan adanya kesalahan prosedur terkait insiden tersebut. Meski satu prajuritnya tewas akibat salah tembak oleh tim Bravo kemarin, Gatot menegaskan insiden tersebut merupakan ketidaksengajaan.
Dijelaskan Gatot, insiden tersebut bermula ketika intel memberikan informasi adanya timbunan senjata kelompok Santoso. Kemudian tim Bravo dan Tim Sandi Yudha melakukan pencarian timbunan senjata tersebut.
"Tim Bravo mengincar keberhasilan, Tim Sandi Yudha juga. Ada salah prosedur. Dianalisa ada salah prosedur di mana dan supaya kejadian ini tidak terjadi lagi," ujar Gatot di Kantor Menkopolhulam, Kamis (28/7).
TNI dan Polri saat ini sudah mengirim Polisi Militer (POM) dan Provos untuk melakukan investigasi dan pendalam terkait insiden penembakan tersebut. Gatot mengatakan, nanti dari hasil investigasi tersebut baru akan diketahui duduk perkaranya.
"Saya prajurit, mengalami hal seperti ini tidak ada kata kata dendam. Karena kejadian seperti ini pun merupakan hukuman luar biasa bagi Tim Bravo. Menembak teman sendiri itu merupakan hukuman luar biasa. Seumur hidup," ujar Gatot.
(Baca Juga: Satu Anggota TNI Tewas Tertembak di Poso)