Jumat 05 Aug 2016 14:53 WIB

Ahok Salahkan Warga Soal BPJS Palsu

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Kartu BPJS palsu tampak depan (kanan) dan tampak belakang (kiri) diperlihatkan saat menggelar ekspos kasus penipuan dan pemalsuan kartu BPJS di kantor Polres Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/7).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Kartu BPJS palsu tampak depan (kanan) dan tampak belakang (kiri) diperlihatkan saat menggelar ekspos kasus penipuan dan pemalsuan kartu BPJS di kantor Polres Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama sudah mengetahui soal adanya kartu BPJS palsu di wilayah Koja, Jakarta Utara. Ia menyalahkan warga atas kasus itu karena budaya sogok.

Basuki alias Ahok mengatakan mudah saja menangkap pelaku pembuat kartu BPJS palsu. Ia mengingatkan lantaran adanya budaya sogok di masyarakat, maka praktek pembuatan BPJS palsu bisa terjadi.

"Enggak apa-apa, itu gampang banget nangkepnya itu masyarakat saja yang kebiasaan ditipu kebiasaan nyogok lewat oknum," katanya di Balai Kota, Jumat (5/8).

Ia menilai untuk urusan kesehatan seharusnya warga Ibu Kota tak perlu khawatir. Ia meminta warga yang sakit untuk datang ke Puskemas atau RSUD.

"Sekarang kalau kamu jadi warga DKI apa sih yang susah? Sakit enggak punya BPJS enggak punya duit tinggal datang ke puskesmas atau RSUD terdekat. Kalau kamu bilang enggak punya BJPS saat itu juga dikasih BPJS, kalau enggak bisa bayar iuran ya dibayarin. Jadi untuk apa nyogok," ujarnya.

"Mereka masih terpengaruh SKTM, dulu surat keterangan tidak mampu itu mesti nyogok, kalau sakit kalau enggak ada jamkesda itu bayarnya mahal. Di situlah calo nawarin kartu jamkesda, dijual. Sekarang kan enggak perlu. Nah ini sebagian orang kan enggak ngerti, ngapain lu bayar buat dapet BPJS," tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement